Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi

Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sudah tidak asing lagi. Berbagai jenis kanker baru pun mulai ditemukan. Dan keterlambatan dalam pengobatannya bisa mengakibatkan kematian.

Kanker menyerang bukan hanya kaum pria, tetapi juga perempuan. Salah satu jenis kanker yang tinggi prevalensinya pada kaum perempuan adalah kanker leher rahim.

Kanker serviks adalah tumor ganas yang menyerang leher rahim. Disebut tumor ganas karena sel-sel kanker ini dapat menyebar ke organ lain di luar organ asalnya dan menyebabkan kerusakan organ lain sehingga dapat menimbulkan kematian. Begitu menyeramkannya risiko yang timbul dari kanker ini, maka pencegahan terhadap penyakit ini harus dilakukan.

Dr Irene Christ Susanto, Fr Arzt, menyebutkan bahwa menurut WHO, kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada perempuan. Setiap menit terdapat satu kasus kanker serviks baru dan setiap dua menit. terjadi kematian akibat kanker serviks. Kasus kanker serviks paling banyak terdapat di Asia Tengah dan Selatan, sedangkan Asia Tenggara menempati posisi kedua di dunia.

Faktor penyebab kanker leher rahim adalah infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) yang bersifat onkogenik (menyebabkan kanker)

Ada berbagai macam tipe HPV, tetapi HPV dengan tipe 16 dan 18 secara bersama menjadi penyebab utama kanker serviks.

Meskipun penyebaran HPV demikian luas, hanya sedikit orang yang mengetahui telah terinfeksi karena umumnya jarang menimbulkan gejala yang dapat dikenali.

Umumnya perempuan yang terinfeksi oleh HPV mengalami infeksi tersebut sesaat setelah aktif secara seksual pada usia antara 20-30 tahun, maka perkembangan ke arah kanker serviks umumnya terjadi di dalam periode waktu 10 hingga 20 tahun. Meskipun demikian ada pula beberapa kasus dimana pra kanker berubah menjadi kanker hanya dalam waktu 1 hingga 2 tahun.

Penularan utama HPV memang melalui hubungan seksual, tetapi ada beberapa cara penularan lain, seperti penggunaan bersama alat-alat pribadi terutama yang telah terkontaminasi, seperti pakaian dalam, penggunaan alat-alat kedokteran yang tidak steril dan lain-lain.

Siapa saja yang berpotensi terkena kanker serviks? Semua perempuan berpotensi terkena kanker serviks. Tetapi ada beberapa faktor risiko lain, seperti perempuan yang menikah di usia muda (dikaitkan dengan usia pertama kali saat berhubungan seksual), kehamilan yang sering, merokok, penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang dan penyakit menular seksual.

Karena semua perempuan terancampenyakit ini, maka usaha pencegahan harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Konsep pencegahan kanker seviks merupakan upaya mendeteksi kanker sedini mungkin, yaitu pada fase pra kanker. Semakin dini ditemukan sel kanker serviks, maka semakin besar kemungkinan untuk berkembangnya penyakit ini.

Fase pra kanker biasanya timbul tanpa gejala. Karena itu konsep pencegahan kanker serviks adalah dengan melakukan pemeriksaan pada semua perempuan yang beresiko tanpa perlu menunggu gejala apa pun.

Bila penderita sudah menunjukkan gejala seperti keputihan yang berbau, atau pendarahan saat melakukan hubungan seksual, mengindikasikan kanker serviks yang sudah masuk stadium lanjut.

   
Serviks normal                                                             Ca Serviks


Tentu saja tidak semua kasus keputihan atau perdarahan merupakan gejala kanker saerviks, namun yang penting bagi semua perempuan adalah menyadari dan mewaspadai bahwa kedua gejala tersebut tidak dapat dianggap ringan dan tidak boleh dicoba diobati sendiri tanpa pernah melakukan pemeriksaan terdahulu. Penyebab keputihan dapat saja infeksi bakteri, jamur ataupun virus sedangkan perdarahan selain dapat pada kondisi infeksi juga dapat disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.

Pemeriksaan terhadap adanya virus HPV dapat dilakukan dengan pap smear dan IVA (inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat). Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara rutin setahun sekali oleh perempuan yang aktif secara seksual.

Prof M. Farid Aziz, SpOg (K) Spesialis Obstetri Ginekologi, Konsultan Onkologi, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia menjelaskan, ”Kanker serviks adalah salah satu penyakit kanker yang dapat dicegah. Namun, lebih dari 70% penderita datang memeriksakan diri dalam stadium lanjut sehingga banyak menyebabkan kematian karena terlambat ditemukan dan diobati. Dihimbau pada para perempuan untuk melakukan pencegahan dini. Deteksi dini dengan tes pap smear yang dipraktekan di negara maju menunjukkan hasil yang memuaskan dengan penurunan angka kematian karena kanker serviks lebih dari separuhnya.”

Ada cara lain yang digunakan untuk menghindari virus ini menginfeksi tubuh adalah dengan melakukan vaksinasi HPV. Pemberian vaksin ini sebaiknya dimulai ketika berusia muda, yaitu sebelum melakukan hubungan seksual, karena semakin cepat pemberian vaksin, maka semakin efektif mencegah HPV dalam tubuh.

Vaksinasi yang dilakukan pada usia muda akan memacu tubuh membentuk antibodi terhadap sel-sel kanker, sehingga kemungkinan untuk terinfeksi lebih kecil.

Menurut Prof Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, K_AI, FACP, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, senior ahli Allergi Imunology dan AIDS Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengatakan, menurut Ikatan Dokter Anak, usia 10 tahun merupakan usia yang sesuai untuk pemberian vaksin ini. Namun, pemberian pada usia yang lebih lanjut pun masih berguna, hanya keefektivitasannya berkurang. Sampai batas usia perempuan 55 tahun pun vaksin ini masih bisa digunakan.

Samsuridjal pun menambahkan, ”Tidak seperti beberapa virus lain, jika seorang perempuan terinfeksi virus HPV, bukan berarti perempuan tersebut akan memiliki kekebalan terhadap virus ini. Dia tetap beresiko untuk mendapatkan infeksi berulang dari tipe HPV yang sama atau berbeda, dan tetap beresiko terkena kanker serviks. Vaksin kanker serviks bekerja dengan meningkatkan kekebalan tubuh untuk dapat melindungi dari infeksi atau re-infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.”

Vaksinasi terhadap HPV dilakukan dalam tiga tahap dosis pemberian, yaitu tahap pertama dilakukan pada bulan ke-0, tahap kedua dilakukan pada bulan 1 dan tahap ketiga dilakukan pada bulan ke-6. Contohnya, apabila vaksinasi pertama dilakukan pada bulan januari 2009, maka vaksinasi kedua dilaksanakan pada bulan Februari 2009, dan vaksinasi ketiga dilakukan pada bulan Juli 2009.

Penerapan pola hidup yang sehat memang sangat dianjurkan untuk mencegah penyakit menyerang tubuh. Khusus untuk kanker serviks, Anda bisa melakukan penerapan pola hidup sehat dan tidak berganti-ganti pasangan, serta melakukan pemeriksaan secara rutin apabila Anda telah aktif secara seksual dan sebaiknya sedini mungkin melakukan vaksinasi HPV, bukan hanya untuk Anda, tetapi juga anak perempuan, saudara perempuan, dan teman perempuan Anda.


Sumber: Harian Kompas, Minggu, 25 Januari 2009, hal 10

Sumber Gambar: http://www.bilkent.edu.tr/~bilheal/aykonu/ay2008/mart08/humanpapilloma.htm akses 17 Februari 2009

Posted 17 Februari 2009

Komentar

Kampanye Serviks mengatakan…
kanker serviks juga disebut sebagai silent killer karena kanker serviks tidak ada gejala awal yang nyata...gejala terjadi apabila sudah mencapai stadium lanjut...

follow @cegah_caserviks
dan www.preventcervics.blogspot.com

selamatkan satu wanita untuk menyelamatkan satu keluarga :)

Postingan populer dari blog ini

tembusan dari forum GPI

Tentang Pelaut yang Rindu Pulang

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT.