Lupus

Mengenali Seribu Wajah Lupus

Menjelang ujian akhir sekolah mengenah atas, jerawat bermunculan di wajah Tiara Savitri. Tak hanya itu, ia sering terserang panas tinggi disertai bercak-bercak merah. Rambutnya rontok dan timbul rasa nyeri di persendian. Berbagai keluhan fisik itu membuatnya harus dirawat di rumah sakit selama berbulan-bulan.

Tiara dinyatakan positif terserang penyakit lupus. Selama belasan tahun ia harus berjuang melawan penyakit autoimun yang menyerang jaringan dan organ-organ tubuhnya.

Efek samping pengobatan yang dijalani antara lain pembengkakan organ tubuh sehingga bobot Tiara meningkat drastis. Wajahnya pun membengkak atau dikenal sebagai moon face. Bila kondisinya membaik, dosis obat yang dikonsumsi diturunkan.

Meski harus secara rutin berobat, Tiara tetap memiliki semangat hidup tinggi. Setelah membina rumah tangga, ia sempat keguguran tiga kali sehingga akhirnya dikaruniai seorang anak lelaki. “Saya juga sempat mengalami bocor ginjal,” tuturnya.

Kini sudah sekitar 10 tahun ia hidup tanpa obat-obatan lupus. Tiara yang saat ini genap berusia 40 tahun mengabdikan hidupnya untuk menyosialisasikan tentang lupus dan mendampingi mereka yang terkena itu.

Kekebalan tubuh
Lupus merupakan penyakit autoimun yang telah tersebar luas dan dapat menyebabkan sistem imunitas tubuh berbalik menyerang jaringan dan organ tubuh kita sendiri.

”Beberapa organ tubuh yang bisa terkena adalah ginjal, jantung, paru-paru, otak, darah, atau kulit.” kata Prof Zubairi Djoerban dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Sistem imunitas tubuh biasanya melindungi tubuh tubuh kita dari virus, bakteri, dan jaringan dari luar lainnya. Dalam kondisi autoimun seperti lupus, sistem imunitas tubuh ini kehilangan kemampuan membedakan mana substansi dari luar dan yang merupakan jaringan dan sel itu sendiri. ”Akibatnya, sistem imunitas ini malah membuat antibodi yang menyerang sel sehat dalam tubuh,” ujarnya.

Secara global, diperkirakan terdapat 5 juta orang dengan lupus. Di Amerika Serikat, terdapat 1,2 juta orang yang terkena lupus. Adapun di Indonesia, jumlah kasus lupus yang tercatat mencapai 8.693 orang hidup dengan lupus (odapus) atau meningkat dua kali dibandingkan dengan tahun 2004. Jumlah ini diyakini adalah puncak gunung es karena banyak odapus tidak terdiagnosis.

Menurut suatu survei, 9 dari 10 odapus adalah perempuan. Lupus terdapat dalam dua sampai tiga kasus lebih banyak pada rasa Afrika, Asia, Hispanik dan Amerika asli. Lupus terdeteksi lebih banyak pada masa produktif yaitu usia 15-44 tahun.
Sejauh ini, hanya 10 persen dari odapus yang memiliki saudara dekat (orangtua atau saudara) yang juga terkena atau mungkin terserang lupus. Hanya sekitar 5 persen dari bayi yang dilahirkan oleh odapus kemungkinan akan terkena penyakit ini.

Lupus tak menular, langka, bersifat seperti kanker. Belum diketahui secara pasti penyebab lupus. Namun, para peneliti meyakini faktor genetik meningkatkan resiko terkena lupus. Faktor lingkungan juga bisa memicu lupus diantaranya infeksi, obat-obatan, sinar ultra violet, bahan kimia, stress dan hormon.

Sejauh ini ada beberapa tipe lupus. Meski tampak serupa, tiap tipe lupus punya perbedaan gejala dan pengobatan. Menurut situs Mayoclinic, system lupus erythemotosus dapat menyerang beberapa bagian tubuh termasuk kulit, paru-paru, ginjal dan darah. Adapun discoid lupus erythematosus hanya menyerang kulit.

Tipe lain adalah drug induced lupus erythematosus yang terjadi setelah penderita mengonsumsi obat. Gejala lupus hilang begitu penderita memakai obat penyebab lupus. Sementara itu, nenonatal lupus menyerang bayi baru lahir.

Berbeda
Lupus dikenal sebagai penyakit dengan seribu wajah sehigga menyulitkan proses diagnosis. Tidak ada dua kasus lupus yang serupa. Hal tersebut disebabkan organ tubuh yang diserang antibodi dalam tubuh bisa beragam dan itu juga menimbulkan manifestasi klinis berbeda.

Sinyal dan gejala berkembang perlahan atau kadang aku, bisa sementara atau permanen, tergantung dari organ tubuh mana yang diserang. Gejalanya dapat tersamar, bahkan bisa masuk masa remisi hingga mencapai beberapa tahun sebelum terdiagnosis.

Beberapa gejala yang dijumpai adalah sakit pada sendi, demam, sendi bengkak, lelah berkepanjangan, ruam pada kulit, anemia, dan gangguan ginjal. Sejumlah gejala lain adalah sakit di dada saat tarik napas dalam, ruam berbentuk kupu-kupu melintang pada pipi dan hidung, sensitif pada matahari atau sinar, rambut rontok, jari jadi putih atau biru saat dingin, stroke dan sariawan.

Lupus bisa menyebabkan trombosit jadi rendah, sakit kepala, stroke, dan keguguran. Penyakit autoimun ini juga bisa menyebabkan gangguan pembuluh darah kecil. “Lupus mengganggu mekanisme pembekuan darah, darah mudah membeku yang menyebabkan stroke,” ujarnya.

“Lupus sulit didiagnosis. Bila perempuan muda sakit dan tidak juga sembuh meski bolak-balik berobat ke dokter, ia patut di duga kena lupus,” kata Zubairi. Sebagai contoh, penderita didiagnosis demam berdarah karena trombositnya rendah dan ada bercak merah, tetapi tak juga pulih.

Pengobatan
Pada mayoritas odapus, pengobatan yang efektif dapat meminimalkan gejala, mengurangi inflamasi, serta menjaga fungsi tubuh secara normal. Pendekatan pengobatan berdasar pada kebutuhan spesifik serta gejala pada tiap orang karena gejala dan karakteristik lupus sangat beragam pada tiap individu.

Oleh karena itu, evaluasi dan kontrol medis menyeluruh dan berkelanjutan penting untuk memastikan ketepatan iagnosis dan pengobatan. “Terapi yang diberikan tergantung dari organ mana yang terkena dan tingkat keparahannya,” kata Zubairi.

Pada umumnya, obat yang diberikan termasuk obat nonsteroidal antiinflammatory, kortikosteroid, acetaminophen, antimalaria dan immunomodulating. “Pada era 1980-an, tingkat kematian penderita lupus tinggi. Kini angka kematiannya di banwah 10 persen total kasus,” ujarnya. 


Oleh Evy Rachmawati
Sumber: Harian Kompas, Jumat, 13 Februari 2009 Hal 14
Posted 17 Februari 2009

Komentar

bbudiman mengatakan…
Bingung ah. Banyak bener penyakit. Tapi terkadang kita suka lupa sama sang Pencipta. Tidak diciptakan penyakit tanpa obatnya. Anda sudah berusaha untuk sehat......... bagus. Tinggal pasrah dan tawakal. Dipikirin malah setressss. Satu Asuransi yg mungkin belum dikenal banyak. Asuransi akhirat. Sisihkan sebahagian uang kita untuk amal dan niatkan untuk kesehatan kita. Silahkan mencoba.

Postingan populer dari blog ini

tembusan dari forum GPI

Tentang Pelaut yang Rindu Pulang

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT.