Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi

Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke bayi (PMTCT)

Setelah melihat postingan Mas Dimas dan Pak Budiman di milis tentang HIV saya jadi tergerak ikut berbagi informasi tentang HIV.

Sering ada kesan bahwa sebagian besar anak yang dilahirkan oleh ibu yang HIV-positif akan terinfeksi. Padahal bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif hanya 30-40% bayi yang terinfeksi HIV.

Gambar penularan HIV dari ibu-ke-bayi

Risiko penularan HIV dari ibu-ke-bayi akan lebih tinggi bila:

  • viral load perempuan di atas 1000;
  • ada infeksi plasenta – tampaknya malaria dapat mempengaruhi ini;
  • perempuan terinfeksi suatu IMS; dan
  • bila gizi perempuan kurang.

Untuk mencegah penularan pada bayi, yang paling penting adalah mencegah penularan pada ibunya dulu. Harus ditekankan bahwa hanya si bayi hanya dapat tertular oleh ibunya. Jadi bila ibunya HIV-ngatif, maka bayi juga tidak terinfeksi HIV. Status HIV ayah TIDAK mempengaruhi status HIV bayi.

Mengapa? Kita sering salah ngomong bahwa salah satu cairan tubuh manusia yang mengandung HIV adalah ‘carian sperma’. Ini SALAH! Yang mengandung virus pada laki-laki yang HIV-positif adalah air mani, BUKAN sperma. Hal ini ibarat ikan dalam air laut: airnya mengandung virus, bukan ikan. Sperma tidak mengandung virus, dan oleh karena itu, telur si ibu TIDAK dapat ditularkan oleh sperma!

Jelas, bila si perempuan tidak terinfeksi, dan melakukan hubungan seks dengan laki-laki tanpa kondom dalam upaya buat anak, ada risiko si perempuan tertular. Dan bila perempuan terinfeksi pada waktu tersebut, dia sendiri dapat menularkan virus pada bayi. Tetapi si laki-laki tidak dapat langsung menularkan janin atau bayi. Hal ini menekankan pentingnya kita menghindari infeksi HIV pada perempuan.

Tetapi untuk ibu yang sudah terinfeksi, kehamilan yang tidak diinginkan harus dicegah. Bila kehamilan terjadi, harus ada usaha mengurangi viral load ibu di bawah 1000 agar bayi tidak tertular dalam kandungan, mengurangi risiko kontak cairan ibunya dengan bayi waktu lahir agar penularan tidak terjadi waktu itu, dan hindari menyusui untuk mencegah penularan melalui ASI. Dengan semua upaya ini, kemungkinan si bayi terinfeksi dapat dikurangi jauh di bawah 8 persen.

...agar ibu tidak tertular...

Jelas yang paling baik adalah mencegah penularan pada perempuan. Hal ini membutuhkan peningkatan pada program pencegahan, termasuk penyuluhan, pemberdayaan perempuan, penyediaan informasi dan kondom, harm reduction, dan hindari transfusi darah yang tidak benar-benar dibutuhkan.

...dan cegah kehamilan yang tidak diinginkan

Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, program tidak jauh berbeda dengan pencegahan infeksi HIV. Odha (orang dengan HIV/AIDS) perempuan yang memakai ART (terapi antiretroviral) harus sadar bahwa kondom satu-satunya alat KB yang efektif. Dalam hal ini, mungkin kondom perempuan adalah satu sarana yang penting.

Hm...jadi??
Pake kondom, jika kita memiliki pasangan yang beresiko tinggi terkena HIV?AIDS.
Saya?? kamu?? dia?? mereka?? kita tidak pernah tahu apakah kita Odha atau bukan.
Kalaupun jika memang kita salah satu dari Odha, janganlah berkecil hati karena penularan HIV dari ibu ke bayi hanya 30-40%

Semoga bermanfaat!!!

sumber: www.spirita.or.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

tembusan dari forum GPI

Tentang Pelaut yang Rindu Pulang

PETAI [ BAU TAPI BERKHASIAT]